BEDAH BUKU I

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. 
Halo teman-teman….
Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah dasar akan mengulik dan mengupas tuntas tentang buku yang berjudul Politik Pendidikan yang dimana di dalamnya terdapat gagasan Paulo Freire mengenai pendidikan yang membebaskan atau yang diberikan nama sebagai pendidikan bagi kaum tertindas.

Kali ini Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar melakukan kegiatan yaitu Bedah Buku yang dilakukan pada bulan April 2021 lalu, yang di moderatori oleh saudari kita yang bernama Ramna dari HMJ PGSD dan materi ini dibawakan oleh saudara kita yaitu Anggi Bekti Nugroho berasal dari HMJ PGSD.

Kegiatan ini dilakukan melalui live streaming resmi akun Instagram HMJ PGSD UBT. Di bagian pertama dalam live streaming tersebut Ramna sebagai moderator membuka live streaming dengan cara menyapa para audiens, yang turut serta meramaikan kegiatan Bedah Buku ini, sembari menunggu saudara kita yang bernama Anggi Bekti Nugroho selaku pembicara atau pembawa materi bergabung dalam live streaming tersebut.

Setelah sapaan dikira cukup dan mulai ramai para audiens dalam live streaming tersebut, Ramna mempersilahkan Anggi untuk memulai saja materi yang akan di bawakannya kali ini yaitu tentang Politik Pendidikan.

Di dalam buku itu, saudara Anggi menjelaskan isi yang terkandung di dalam buku tersebut lembar demi lembar. Sampai pada penjelasan dari setiap halamannya dalam buku tersebut, Anggi menyebutkan point-point penting dan makna yang terkandung dalam buku tersebut.

Seperti gagasan Paulo Freire mengenai pendidikan yang membebaskan atau yang dia berikan nama pendidikan bagi kaum tertindas jadi esensi daripada konsep disamakan oleh Paulo Freire pendidikan yang mampu memberikan transformasi sosial atau meretaskan penindasan yang ada, yaitu supaya bagaimana pendidikan tersebut mampu berjalan. Nalar kritis pada peserta didik itu harus adanya pengembangan seperti yang direncanakan Paulo Freire yaitu penekanan pada peserta didik, dapat menuangkan gagasan atau pendapat mengenai materi yang di bahas. Pendidikan kaum tertindas ini peserta didik dan tenaga pendidiknya sama-sama belajar.
Untuk bagaimana membuat suatu pembelajaran bersifat interaktif akan mampu bagaimana meningkatkan kesadaran dari peserta didik terhadap realitas yang ada, sehingga nanti akan di terapkan praktik-praktik penindasan yang telah ada. Dapat dietaskan karena memiliki suatu kemampuan untuk bagaimana memahami dengan baik permasalahan yang ada dilingkungan sekitarnya dan kemudian peserta didik memiliki suatu pola pikir yang kritis bagaimana menuntaskan permasalahan yang ada.

Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai berlaku belajar, Paulo Freire mengatakan bahwa bealajar itu merupakan tindakan yang cukup berat, apabila tidak ada keseriusan di dalamnya. Kemudian ia mengatakan bahwa di dalam belajar agar efektif mendapatkan hasil yang memuaskan perlu memiliki daya pikir yang kritis terhadap apa yang dipelajari. Paulo Freire pun mempratikkan konsep pendidikannya itu untuk mengentaskan buta huruf yang terjadi di masyarakat Chili.

Pada Tahun 1964, Brazilia mengalami kudeta militer dan gagasan-gagasan Paulo Freire itu membuat prondakan pemerintah sehingga Paulo Freire di buang diluar negara Brazilia dan kemudian Paulo Freire tinggal di Chili. Melihat masyarakat Chili pun baru saja terbebas dari penindasan dan mampu menguasai tanah leluhurnya tetapi sayangnya masyarakat Chili tidak punya kemampuan untuk mengenali kata-kata untuk bagaimana dia membaca, menulis dan sebagainya. Oleh karena itu, ada dorongan pada diri Paulo Freire untuk memberikan seupah perubahan pada diri masyarakat Chili. Pada masa itu perubahan tersebut tidak hanya untuk kekuasaan melainkan masyarakat Chili dapat menjalani kehidupannya untuk menjadi lebih baik lagi. Upaya Paulo Freire untuk bagaimana meretaskan buta huruf yang ada di Chili, metode yang diberikan Paulo Freire sesuai dengan konsep pendidikan kaum tertindas dimana melibatkan peserta didik dapat berpikir secara aktif dan dapat menyelesaikan permasalahan disekitarnya.

Pada intinya Paulo Freire di dalam buku Politik Pendidikan ini adalah ingin mengubah mekanisme jalannya pendidikan, dimana pada masa itu masih berjalannya banking education dimana posisinya peserta didik menjadi pembelajar yang pasif dan tenaga pendidik menjadi pembelajar yang aktif. Untuk gagasan yang dirancang oleh Paulo Freire mengenai konsep pendidikan kaum tertindas ini, untuk mengubah jalannya pendidikan yang masih kebudayaannya banking education itu menjadi lebih interaktif. Dimana peserta didik mendapatkan kesempatan yang leluasa untuk mengutarakan pendapatnya mengenai persoalan yang berkaitan dengan realitas-realitas kehidupan. Dengan melaksanakan pendidikan kaum tertindas ini diharapkan peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis dan menjadi seorang yang memiliki daya cipta memberikan keterpengaruhan kepada masyarakat.


Untuk teman-teman yang ketinggalan menyaksikan bedah buku tersebut, atau ingin menonton ulang beda buku tersebut, teman-teman dapat mengunjungi akun instagram resmi PGSD yaitu @pgsdubt.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIES NATALIS HMJ PGSD KE-15

PELANTIKAN DAN UPGRADING HMJ PGSD UBT PERIODE 2023/2024

PELANTIKAN DAN UPGRADING HMJ PGSD UBT PERIODE 2024-2025